Rabu, 26 Mei 2010

into a light [chapter 1]

Author:: Kurosu Taguchi
Genre:: unknown..

~+~ Chapter 1 ~+~


=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.=.

“Jauh.. Jauh di dalam hatiku aku merasa ada sebuah pintu..pintu itu terkunci rapat.. pintu yang bahkan tidak ku ketahui entah apa isinya.. kapan pintu itu dapat terbuka.. siapa yang dapat membuka pintu itu.. aku tidak tahu.. aku tidak tahu apapun tentang hal itu..”

***

[17:30]

“hosh.. hosh.. hosh..” hari ini aku terpaksa pulang dengan berlari dari sekolah karena aku akan kehabisan bis jika tidak cepat –cepat.. guru sial!! Mengapa dia harus menyuruhku mengisi daftar piket..? merepotkan sekali.. Hari ini begitu menyebalkan..

“aaa~! Gawat!! Bis sudah datang!! Aaa~ Tunggu! Tunggu! Tunggu! “ akupun segera berlari masuk kedalam bis sebelum pintunya tertutup..

“haa~ selamat..” aku kira aku akan bisa duduk dengan tenang di dalam bis.. ternyata tidak! Cih.. gerombolan anak perempuan.. aku benci… tapi terpaksa aku berdiri di dekat mereka karena tidak ada tempat kosong lainnya..

“hahahaha…”

“hei! apa kau tau? Kemarin Kousaku berkata dia akan mengajakku melihat festival kembang api! Menurut kalian.. apa akan lebih baik jika aku memakai yukata ku?”

“iyaa! Lebih baik kau pakai yukata musim panas mu! Aku rasa itu akan membuatnya lebih menyukaimu!”

“benarkah? Baiklah.. aku harap ibu ku tidak lupa dimana ia menaruh yukata ku..”
ck.. mereka sungguh berisik! aku benci dengan gerombolan perempuan yang berisik.. mereka begitu menyebalkan!

“fuuh~”

Saat ini hidupku terasa sungguh membosankan.. Dunia ini bagiku gelap.. hari-hari yang ku jalani begitu gelap.. bahkan kurasa hatiku pun berwarna gelap.. namun aku percaya.. suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan seseorang yang bisa membawaku keluar dari kegelapan ini..

***

“aku pulaang~~”

“Yuka.. kau sudah pulang? Kenapa begitu malam?”

“guruku di sekolah memberiku tugas dan aku terpaksa pulang dengan bis hari ini”

“tugas? Hanya kau saja? Apa kau bersikap buruk kepada gurumu? Atau itu hanya alasanmu?”

“ibu.. hentikan.. aku lelah hari ini.. tidak bisakah kau memberiku waktu untuk istirahat? Aku lelah..”

“aku sedang bertanya kepadamu, Yuka Fujiwara! Apa kau sengaja pulang malam, hah? Apa kau begitu benci pada ibumu ini sehingga kau selalu pulang malam?”

“IBU! HENTIKAN!! AKU LELAH!! TIDAK BISAKAH KAU MEMBIARKANKU SENDIRIAN?”

“APA?? YUKA!! APA PANTAS KAU BERBICARA SEPERTI ITU TERHADAP IBUMU SENDIRI? Kau tau? Ayahmu adalah seorang dokter ternama di rumah sakit! Kau putri tertua! Apa pantas anak dari keluarga Fujiwara yang terhormat bersikap seperti itu?”

“. . . . . .”

“YUKA!! AKU BERBICARA PADAMU! APA KAU TIDAK MENDENGAR?? YUKA!! APA KAU BENAR-BENAR MANUSIA?? APA HATIMU TERBUAT DARI BATU? AKU YAKIN KAU BAHKAN TIDAK MEMILIKI HATI DAN PERASAAN!! HEI!! YUKA!!”

aku enggan menjawab pertanyaan yang sama dari hari ke hari.. bosan.. aku pun meninggalkan ibuku dan berjalan ke kamarku di lantai atas..

***

Mengapa dia begitu berisik? Apa dia benar-benar ibuku? Tidak bisakah dia bersikap tenang sedikit? Aku lelah mendengarnya! Aku bosan! Bosan! Bosan! Bosan! Aku bosan dengan semua ini! Seseorang.. tolong… tolong… tolong aku…

Tiba-tiba saja perlahan-lahan airmata keluar .. perlahan.. satu persatu menetes hingga akhirnya begitu deras hingga sulit untuk di hentikan..

Hiks.. kenapa?... apa ini? Tenyata orang sepertiku juga bisa mengeluarkan air dari mataku… ibu.. kau salah.. aku bisa mengeluarkan airmata.. aku masih punya perasaan.. ibu.. kau salah…

Akupun segera menghapus airmataku.. berusaha sekuat tenaga untuk menahan airmata itu jatuh lebih banyak.. aku tidak ingin menangis dengan percuma.. menangispun.. tidak akan ada seseorang yang mau mengerti.. aku menangispun.. tidak akan ada orang yang mau mengerti.. gak aka nada seorangpun yang ingin tahu kesedihanku.. ya… semuanya karena aku Cuma sendiri..

“Hiks.. Hiks…”

tiba-tiba saja aku merasa begitu sepi.. rasanya ada lubang besar menganga di dalam hatiku.. dan lagi-lagi airmata itu jatuh tanpa henti.. sampai akhirnya aku tertidur sambil menangis..

~+~+~+~+~+~+~+~

“. . .ka. . .~!”

“yuka…~!”

“Yuka-chaaan~!”

Rasanya sudah lama sekali aku tidak mendengar ada orang yang memanggilku dengan lembut seperti itu.. tiba-tiba saja aku merindukan suara itu..

”Yuka-chaan~! Sedang apa kau? Ayo Kita main! aku akan mengajakmu ke tempat rahasia kita!!”

Tiba-tiba tangan kecil itu menarikku.. sampai ke sebuah bangunan tua yang mungil.. rindu.. rasanya aku rindu dengan tempat ini.. melihat cahaya matahari yang dapat menembus dinding kayu.. jendela yang begitu besar yang membuatku dapat melihat pemandangan luar dengan jelas.. ruang tengah yang begitu luas.. terasa seperti banyak canda riang di tempat ini.. lagi-lagi rasanya aku rindu.. akan tempat ini.. suasana ini..

“yuka-chan~! Ada apa? kau aneh.. ayo kita main! Hari ini aku membawa banyak cemilan dari rumah ku! Dan ini! Ringo ame kesukaanmu.. aku berjanji akan membelikannya satu untukmu saat ada festival kembang api,kan? Terimalah!”

Orang itu tersenyum.. senyum polos dan tulus yang sudah lama ku rindukan.. hingga membuatku hamper menangis.. tiba-tiba saja aku ingat semuanya.. senyum itu.. lelaki ini.. tempat ini.. aku ingat semuanya.. rasanya semua ingatan ini memenuhi kepalaku.. membuatku begitu bahagia.. dan membuatku memunculkan sebuah senyum di wajahku..

“terima kasih.. Hiroto-kun..”

“haha.. kau senang, Yuka-chan?”

“tentu saja! Aku suka sekali ringo ame! Terima kasih banyak, hiroto-kun!”

“ya… aku membelikanmu itu karena aku tau kau suka sekali dengan permen itu..”

“kau ingat hal sekecil itu? Hebat~! Kau memang Hiroto-kun yang hebat!!”

“hahaha.. aku sudah berjanji,kan! kita akan bermain selamanya! Bahkan hingga kau dan aku berubah jadi nenek-nenek dan kakek-kakek!”

“hihihi.. iya!”

Kami berdua pun tertawa bersama.. tertawa lepas.. tak pernah ku bayangkan aku bisa tertawa seperti ini.. aku begitu bahagia.. aku ingat.. dulu Hiroto-kun lah yang selalu menolongku.. yang selalu membuatku tertawa.. membuatku bahagia.. membuatku melupakan semua masalahku.. aku sangat menyayangi Hiroto-kun.. lebih dari aku menyayangi diriku sendiri.. aku ingat, betapa menyeramkannya hari-hari yang ku lalui tanpanya.. semua itu bagaikan mimpi buruk.. aku senang sekarang ada Hiroto-kun..

“Yuka-chan..” tiba-tiba saja wajah Hiroto-kun telihat begitu menyeramkan.. membuatku takut.. seperti seakan-akan dia hendak tertelan kegelapan..

“ya? Ada apa, Hiroto-kun? Kenapa wajahmu begitu? Kau membuatku takut..”

“yuka-chan… maaf… aku tidak bisa terus menemanimu… aku harus pergi…”

“TIDAK!! Kau mau kemana? Jangan tinggalkan aku, Hiroto-kun!!!!”

“Yuka-chan… aku mohon… bukalah pintu hatimu yang terkunci rapat itu sekali lagi.. aku mohon.. belajarlah percaya kepada orang lain.. seperti kau percaya pada diriku dulu..”

“TIDAK MAU!! Hiroto-kun.. aku mohon.. aku takut dengan mereka! Mereka menakutiku! Mereka menggangguku! Aku tidak mau! Tidak! Tidak! Tidak mau, Hiroto-kun!!”

Aku menggenggam baju Hiroto-kun dengan begitu kuat.. aku tidak ingin dia pergi lagi.. meninggalkanku sendirian lagi… dan aku bisa melihat wajah Hiroto-kun yang terlihat semakin sedih..

“Hiroto-kun…? Kenapa berwajah seperti itu? Hiroto-kun..? kenapa? Jangan melihatku seperti itu! Tidak! Jangan perlihatkan wajah seperti itu!! Kumohon!! Jangan pergi.. bukankah kau pernah berjanji kita akan terus bermain bersama? Jangan pergi lagi…… ya?”

Wajah Hiroto-kun terlihat begitu sedih… ekspresi yang begitu sedih yang tidak pernah kubayangkan dari seorang Hiroto-kun yang ku kenal begitu tegar…

“maaf, Yuka-chan.. aku harus pergi… dan tolong… bukalah hatimu untuk oranglain… cobalah percaya dengan oranglain… aku tidak bisa menemanimu selamanya… karena sekarang aku harus pergi… Yuka-chan… aku yakin… jika kau terus bersikap jujur pada hatimu, aku yakin kau bisa menemukan kebahagiaanmu…”

“TIDAK!! aku tidak mengerti maksud ucapanmu sama sekali!! Kau bilang kita akan terus bermain bersama selamanya!! Kau berbohong!! TIDAK!! Aku tidak mau!! Hiroto-kun.. jangan pergi… Aku tidak mau kau pergi!”

“maaf, Yuka-chan…”

“TIDAK!! JANGAN PERGI!! HIROTO-KUN!! JANGAN PERGI!!! HIROTO-KUN!!!!”

Perlahan-lahan sosoknya mulai menghilang… senyumnya yang tidak akan kulupakan… senyum yang begitu sedih… seakan berkata bahwa kita tidak akan bisa bertemu lagi untuk selamanya..

~+~+~+~+~+~+~+~

“-kun.. to-kun… HIROTO-KUN!!!”

Tiba-tiba saja aku terbangun… ternyata itu semua hanya mimpi… aku bisa merasakan airmata yang membasahi pipiku.. rindu.. rindu.. rindu… aku merindukanmu, Hiroto-kun…

“hiks… hiks…”

Kenapa? Kenapa harus aku? Kenapa selalu aku yang merasa seperti ini? Di dunia ini begitu banyak orang… tapi kenapa harus aku yang menanggung semua ini..? kenapa………?

***

0 komentar:

Posting Komentar